Sekarang pertanyaan yang harus dijawab adalah “Seperti apa rasanya khusyuk?“. Bila mengacu kepada pertanyaan sebelumnya maka jawabannya adalah “pada saat shalat pikiran tidak ke mana-mana atau fokus“. Pertanyaan berikutnya adalah “fokusnya kepada apa, siapa atau kemana?”. Kebanyakan orang menjawab fokusnya kepada Allah. Pertanyaan berikutnya adalah “fokus kepada Allah seperti apa?”. Bila fokus kepada benda, pekerjaan, atau sesuatu yang bisa dilihat, didengar, dirasakan, dibayangkan sangat mudah dipahami, tetapi fokus kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa yang keberadaan-Nya tidak bisa dilihat, didengar, dirasakan, dibayangkan, dibandingkan, disamakan, tak terbatas dan tak terhingga, tentu tidak mudah.
Sebenarnya mencapai khusyuk tidak memerlukan waktu lama tetapi karena belum menemukan metode yang benar dan tepat maka banyak orang yang mengalami kesulitan. Jangan khawatir Anda akan menemukan kemudahan mencapai khusyuk setelah memahami isi buku ini, karena buku ini disusun dengan pengalaman praktik yang cukup lama, yang memungkinkan Anda dapat memahami khusyuk secara menyeluruh baik teori maupun praktiknya.
* * *
Metodenya sangat sederhana, mudah dipahami yang digali dari
hadis dan
Al Qur’an, karena itu saya mewajibkan kepada para ustaz,
ustazah,
guru-guru dan santri dilingkungan pesantren yang saya pimpin
untuk mengikuti pelatihannya.
—K.H. A. Juaini Th., Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda,
Depok
Shalat khusyuk dengan metode 3T dan Terapi Qur’ani
mengarahkan saya pada penghayatan makna dan kasih sayang Allah, sehingga saya
semakin khusyuk dalam shalat dan berdo'a.
—Prof. dr. H. Istiantoro. SpM.
Saya sangat terkesan, buku ini bermanfaat untuk meningkatkan
kualitas kekhusyukan shalat saya. Ini penemuan baru, metode terbaru, praktis,
mudah diterapkan dan sangat rasional.
—Prof. Dr. H. Agustitin Setyobudi, MM.Phd.
Info pemesanan Buku, Mengundang Seminar atau Pelatihan hub:
0857-1920-2880 [indosat] Bpk. Fikri (bisa SMS/ WA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar